Tuesday, October 29, 2013

Refleksi Kaum Muda

Refleksi Kaum Muda

Masih ingatkah dengan pernyataan Bung Karno puluhan tahun silam, dengan lantang presiden pertama RI ini berkata “ Berikan aku 10 pemuda maka akan ku guncang dunia”

Pernyataan ini masih menggema hingga sekarang dan menjadi simbol pergerakan kaum muda untuk menentukan arah perkembangan bangsa. Ironi yang terjadi, setiap memperingati hari sumpah pemuda, ada diskursus yang senantiasa menghiasinya hari bersejarah adalah minimnya akses kaum muda ke kuasaan.
Diskursus ini menyebutkan kita defisit pemimpin muda. Bukan Cuma minim akses kekuasaan, diskursus itu juga menyebutkan kaum muda minim akes kesejahteraan. Disamping diskursus defisit pengusaha muda dan kelas menengah dari kalangan muda.
Semua diskursus tersebut menggambarkan Indonesia ialah negara yang diam-diam menaganut sistem gerontokrasi. Gerontokrasi adalah sistem yang dikendalikan orang-orang tua. Parhnya lagi gerontokrasi sering disandingkan dengan autokrasi dan feodalisme. Itu artinya gerontokrasi bukanlah demokrasi. walaupun kita menyebut era reformasi ini masa transisi menuju demokrasi.
Maka tak ayal setiap memperingati hari sumpah pemuda selalu diteriakkan pentingnya kaum muda untuk mendapatkan akses kekuasaan, sehingga tidak bermasalah dengan calon eksekutif maupun legislatif yang itu-itu saja, namun malangnya ketika kaum muda mendapat akses politik menuju kekkuasaan, mereka malah menjadi tersangka perbuatan tercela, lihat saja Angelina Sondakh, Anas Urbaningrum, Andi Malaranggeng, Nazaruddin, dsb. Sehingga kekuasaan diambil kembali oleh kaum tua. Dalam hal kesejahteraan sikap hedonis, dan konsumtif telah menjadikan kaum muda kita rakus dan gelap mata untuk mendapatkan kekayaan, lihat saja Gayus Tambunan dan rekan-rekannya di direktorat jenderal pajak.
Kita mungkin berfikir bahwa korupsi yang dilakukan kaum muda meniru senior-senior mereka yang sudah tua, jika demikian halnya tak ada mimpi yang dapat diharapkan pada kaum muda, jika masih berfikir mencari jalan menperkaya diri dengan merusak sendi negara, maka tak ada bedanya kaum muda dengan kaum tua.
Semestinya dengan memeringati hari sumpah pemuda, menjadi refleksi kaum muda kemana arah masa depan bangsa ini akan dibawa, sudah saatnya kaum muda melawan gerontokasi yang mengakar dan mencabutnya dari bumi pertiwi tercinta. Sehingga sudah waktunya bahwa pemuda dapat mengguncang dunia.***