Ilustrasi |
Irwan Saputra
Sebagai Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, M. Nasir G boleh dikatakan lihai berkelit. Minimnya realisasi
E-KTP di Abdya, dinilainya lantaran rendahnya kapasitas jaringan yang tersedia.
Ketersediaan
bandwithd internet, katanya, sangat
kecil sehingga menyulitkan proses up load
data hasil perekaman.
Menurut
Nasir, mereka menggunakan jaringan Indosat sesuai intruksi pusat. Jika di Aceh Selatan mendapat bandwithd 1 Megabyte (MB) per second untuk dua saluran, katanya, Abdya hanya 1
MB untuk 16 saluran. “Jadi sangat kecil,
ini rata-rata pagi kami hanya bisa cetak lima lembar, kalau malam bisa kami
cetak seratus lembar,” kata Nasir, Senin
pekan lalu.
Tapi
karena alasan tak ada anggaran untuk lembur, maka pihaknya tak berkerja
malam hari. Imbasnya, baru sekitar 60 persen warga Abdya yang
telah mengantongi KTP elektronik saat ini. Selebihnya masih
memakai KTP lama atau bahkan tidak lagi memiliki KTP, karena kadaluarsa.
Kata Nasir, kecilnya kouta internet tidak hanya
dialami Abdya. Tapi juga Kabupaten Nagan
Raya, Aceh Barat, dan Singkil. M. Nasir
sendiri tidak mengetahui kenapa jaringan di sana lelet. Dari delapan
kecamatan, katanya, hanya satu diantaranya yakni Kecamatan Blang Pidie, yang
memiliki jaringan cukup baik. “Saya tidak tahu
kenapa Kecamatan Blang Pidie bagus jaringan internetnya, mungkin karena pusat
kota dan dekat dengan kantor kita. Untuk warga
Blang Pidie, kami bisa mencetak dalam sehari. Tapi untuk kecamatan
lain bisa sampai berbulan-bulan,” katanya.
Menurut Nasir, proses perekaman data masyarakat dilakukan di kecamatan. Setelah melakukan
perekaman di kantor kecamatan, datanya lantas
dikirim
ke pusat. “Nah
dari pusat ini dikirim ke kita,” paparnya. Untuk persoalan ini, Nasir berniat untuk
mendatangi kantor Administrasi Kependudukan (Adminduk)
di Kementrian Dalam Negeri di Jakarta. “Ini saya
rencana mau ke Jakarta, mau tanya kenapa jaringan untuk Abdya kecil,” katanya.
Sebagai penyedia jasa, Indosat jelas membantah pengakuan
Nasir tersebut. Rizal Fahmi, S.Kom Teknisi Bidang e-KTP Regional
Aceh
mengatakan, untuk urusan jaringan mereka memberikan
kouta Bandwidth (disebut juga Data
Transfer atau Site Traffic) yang sama untuk setiap daerah. “Intruksi dari pusat (Kementrian
Dalam Negeri) yaitu 1 MB jaringan untuk kantor Dinas, 256 kbps untuk jaringan
di kecamatan. “Tidak mungkin
kecil, bagaimana mungkin kecil,” jelas Rizal Fahmi pada media ini Jumat pekan lalu.
M. Nasir |
Masih menurut Rizal, jika benar itu karena gangguan jaringan pihaknya akan segera memperbaiki bila ada laporan. Tapi menurutnya, Kabupaten Aceh Barat Daya tidak melaporkan keluhan tentang jaringan. “Pernah ada masalah, seperti di Semeulu dan Gayo Luwes
tapi begitu dapat informasi kami langsung ke lapangan untuk memperbaiki
jaringan. Tapi Abdya kok tidak pernah melaporkan keluhan kepada kami, lagian
kami juga mengontrolnya selalu melalui monitor,”
tuturnya.
”Kalau
kepala Dinas Abdya tidak melapor ke Indosat, bisa juga
melapor ke Adminduk di Jakarta, toh
mereka nanti juga akan melapor pada kita untuk diperbaiki.”
Rizal
menambahkan, jaringan yang disediakan untuk e-KTP sebetulnya berbeda
dengan jaringan seluler, yang hanya
menggunakan pemancar radio. Khusus untuk jaringan e-KTP pihaknya
memakai sistem VSAT (Very Small
Aperture Terminal), jadi langsung terhubung ke satelit, sehingga
jaringannya jarang terganggu.
“Jaringan seluler Indosat memang sulit di daerah, karena tidak menggunakan VSAT,
beda dengan jaringan yang kita sediakan untuk pembuatan e-KTP. Kita pakai Vsat yang langsung
menghubungkan antara jaringan satelit-ke satelit sehingga jaringannya sama
seluruh indonesia,” jelas Rizal.
Very Small Aperture Terminal yang merupakan stasiun penerima sinyal, dari satelit dengan antena penerima berbentuk
piringan dengan diameter kurang dari tiga meter. Fungsi utama dari Vsat adalah
untuk menerima dan mengirim data ke satelit. Sedangkan satelit berfungsi
sebagai penerus sinyal untuk dikirimkan ke titik lainnya di atas permukaan
bumi, “Jadi tidak mungkin jaringan kecil untuk Abdya,” timpalnya.
Apapun
itu alasannya, masyarakat Abdya telah begitu jenuh berurusan untuk pembuatan
e-KTP di daerahnya. Karena hingga saat ini masih banyak masyarakat yang belum
mendapatkan e-KTP seperti yang diharap. ”Kita bisa terima kalau ada kerusakan
mesin, atau jaringan, tapi menjadi aneh kalau kendala itu bertahun-tahun
seperti ini” kata Husein Jamali, warga Abdya pada media ini Senin pekan lalu.***
Sumber : Tabloid Modus Aceh