Berselfi dengan mahasiswa ilmu hukum pasca sarjana Unsyiah, M Fatan Riadhi yang juga hakim Tipikor Pengadilan Negeri Banda Aceh |
PETUAH, Banda Aceh- Bagi
saya, tujuan dari hidup adalah untuk meraih
sukses baik dunia dan akhirat. Jalan menuju sukses setiap orang tentu saja berbeda,
seperti halnya setiap orang berbeda dalam mematok standar sukses bagi dirinya
masing-masing.
Sukses adalah
pencapaian dari sebuah tujuan. Untuk itu, modal utama meraih sukses adalah dengan
memiliki tujuan. Semakin besar tujuan Anda maka
akan semakin besar pula peluang sukses yang akan Anda peroleh.
Sukses adalah “igauan”
saya sejak masih berusia enam tahun. Saat itu, saya tidak faham apa itu sukses,
dan apa yang harus saya lakukan untuk sukses, karena yang terpatri dalam benak
hati saat itu adalah, saya ingin menjadi tulang punggung keluarga di tengah
keterbatasan ekonomi orang tua.
Seiring waktu
berlalu, perlahan saya mulai menyadari bahwa sebagai anak sulung, alam menuntut
saya untuk menjadi pribadi yang unggul agar dapat memberi contoh baik bagi adik-adik saya agar mereka menjadi orang
yang berguna bagi dunia dan akhirat kelak.
Untuk itu saya
berjuang mempertahankan tujuan saya demi memotivasi dan menjadi contoh
baik bagi mereka dan tentunya saya juga berusaha untuk membuat orang tua bangga.
Saya sadar betul, mustahil
sebuah usaha tanpa adanya rintangan dan pengorbanan karena itu memang cara
Tuhan dalam menguji kekuatan tekad
setiap hambanya. Karena, hanya mereka-mereka yang memiliki tekad yang kuatlah yang akan lolos sebagai peraih medali sukses.
Alhamdulillah berkat
usaha dan doa dari kedua orang tua, saya berhasil menjadi menyabet gelar sarjana
perdana dalam keluarga besar saya baik sebelah ibu maupun sebelah ayah.
Prinsip itulah yang selalu saya tanamkan dalam merengkuh impian. Alhasil, dengan nikmat dan karunia Allah saya berhasil mengembalikan harga diri orang tua saya yang sempat khawatir jika
pendidikan saya akan berakhir dengan kesia-sian karena keterbatasan keuangan. Jika ini yang terjadi, sudah barang tentu mereka akan menjadi buah bibir dan contoh yang tidak baik karena gagal dalam mendidik anak di dunia pendidikan.
Setelah 2,5 tahun malang-melintang di dunia kerja, dengan impian yang sempat
tertunda saya memberanikan diri untuk melanjutkan pendidikan ke tingkat dua, dengan
modal nekat saya mendaftar untuk menjadi mahasiswa magister ilmu hukum di Program
Pasca Sarjana (PPs) Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) Banda Aceh. Alhamdulillah
Allah megabulkan keinginan saya.
Mahasiswa doktor dan magister melakukan foto bersama Dekan Fakultas Hukum Unsyiah usai mengikuti pengenalan kampus |
Berselang beberapa
hari, adik saya mengabarkan bahwa dirinya sudah selasai mengikuti siang akhir
di kampusnya, saat ini dia hanya menuggu diwisuda dalam beberapa waktu ke depan.
Sejak 8 Agustus 2018
hingga hari ini, saya sudah mewujudkan impian untuk menjadi mahasiswa di PPs
Ilmu Hukum Unsyiah, dan tentu saja saya sangat bertekad mampu menyelesaikan kuliah
dalam waktu yang relatif singkat.
Saya selalu ingat pada pesan orang tua, bahwa impian itu datangnya dari hati, janganlah bermimpi
karena emosi apalgi ingin membuktikan diri.[]
Banda Aceh 26 Agustus 2017.